
Sejumlah produsen mobil saat ini sedang membuat gebrakan baru dalam teknologi mobile. Salah satunya membuat mobil terbang.
Kemacetan lalu lintas di kota-kota besar di sejumlah negara di dunia hampir berhenti. Jika kendaraan sudah tidak bisa bergerak lagi, maka alternatif untuk menghindari macet adalah dengan terbang. Mungkin inilah alasan dan pemikiran dibalik lahirnya mobil terbang.
Suzuki baru-baru ini resmi menandatangani MoU dengan SkyDrive sebagai mitra manufaktur mobil terbang. Padahal, rencana kerja sama ini sudah diungkap Suzuki sejak 2022. Namun kesepakatan di antara mereka baru saja dilaksanakan.
Mobil Terbang, Alternatif Mobilitas Masa Depan
Dimulai dengan proyek mobil terbang bertenaga listrik yang dikembangkan oleh SkyDrive. Prototipe kursi tunggal menarik perhatian Suzuki untuk membantu tahap pengembangan lanjutan menjadi versi produksi.
“Kami sangat optimis dengan kemitraan yang terjalin antara Suzuki dan SkyDrive dalam pengembangan dan produksi mobil terbang. Teknologi ini akan menjadi moda transportasi dan mobilitas alternatif di masa depan,” ujar Hidetoshi Kumashiro, Executive CEO Suzuki.
Sebagai bagian dari perjanjian kerja sama, Suzuki menyiapkan fasilitas R&D dan infrastruktur manufaktur. Lokasi dipilih di pabrik manufaktur Suzuki di Prefektur Shizuoka, Jepang.
Suzuki melakukan lebih dari sekadar membantu membangun infrastruktur manufaktur. Penyediaan tenaga kerja dalam proses produksi juga merupakan bagian dari pendampingan Suzuki.
Rencananya, tahap produksi akan dimulai pada 2024. Meski Suzuki berkontribusi dalam pengembangan mobil terbang ini, hak kekayaan intelektual tetap dimiliki SkyDrive.
Mobil terbang yang terlihat seperti drone berawak
Dibuat oleh SkyDrive, mobil terbang ini merupakan jenis vertical takeoff and landing (VTOL) yang cara kerjanya mirip dengan helikopter. Mungkin padanan yang lebih dekat adalah drone berawak.
Model pertama yang dipamerkan SkyDrive pada tahun 2020 adalah SD-03. Model awal ini hanya memiliki satu tempat duduk dan ukurannya cukup kecil. Versi produksi, dengan nama kode SD-05, akan lebih besar. Kabin lebih lega dan mampu menampung tiga orang, yakni satu pilot dan dua penumpang.
Jika model SD-03 hanya menggunakan delapan motor listrik untuk menggerakkan rotor. Model SD-05 akan dilengkapi dengan 12 motor listrik. Baling-baling rotor serat komposit juga sangat ringan. Jauh lebih ringan dari model sebelumnya.
Namun, tidak dijelaskan secara rinci berapa daya yang dikonsumsi oleh kapasitas baterai yang disediakan dan daya keluaran motor penggerak.
Daya jelajah yang mumpuni hingga 14,5 km
Namun, SkyDrive menyebut model mobil terbang SD-05 yang akan diproduksi itu memiliki jangkauan maksimal hingga 14,5 km. Kecepatan penerbangan maksimum yang dinyatakan adalah sekitar 100 km / jam. Memang, tidak terlalu ramai.
Ketinggian penerbangan cukup rendah, hanya beberapa meter dari tanah. Meski begitu, mobil ini dinilai aman dan bisa terbang di atas gedung-gedung di perkotaan dan pemukiman.
Mobil terbang SD-05 yang diproduksi oleh SkyDrive memiliki lebih banyak fungsi daripada taksi udara. Serta mobil serupa dari pabrikan lain yang sudah lebih dulu muncul dan didemonstrasikan ke publik. Beberapa dari mereka bahkan mulai bekerja untuk tujuan komersial.
SkyDrive memprediksi bahwa SD-05 akan menjadi armada taksi udara Jepang paling cepat tahun 2025. Nantinya, kota Osaka akan menjadi wilayah operasi pertama taksi udara SkyDrive ini.
Meski SD-05 dirancang sebagai taksi, namun ditugaskan sebagai kendaraan pribadi. Harganya 1,5 juta dollar atau sekitar Rp 22,5 miliar per unit. Terlalu mahal untuk supercar edisi terbatas.
Saat ini, mungkin taksi terbang masih dianggap tidak biasa. Namun dalam beberapa tahun ke depan, prospek ini patut dipertimbangkan.